Menanti Musikal Tari Kolosal 'Ariah' di Monas

Jakarta - Sebuah pertunjukan seni kolosal bertajuk 'Ariah' akan digelar secara terbuka di Lapangan Monas pada 29-30 Juni. Pentas karya Atilah Soeryadjaya itu akan meramaikan perayaan ulang tahun ke-486 kota Jakarta.

Nama Atilah memang sudah tak asing lagi dalam dunia pertunjukan seni kolosal yang menggabungkan antara unsur tari dan musik. Namanya melambung berkat sukses pementasan 'Matah Ati' di Singapura, Jakarta dan Solo beberapa waktu lalu.


'Ariah' berlatar Jakarta pada tahun 1860-an, saat terjadi pemberontakan petani Tambun terhadap pemerintahan Kolonial yang menindas. Masih memiliki benang merah dengan 'Matah Ati' yang mengangkat kisah prajurit perempuan Jawa di masa menjelang berdirinya Kraton Mangkunegaran di Jawa, 'Ariah' mengikuti perjuangan tokoh perempuan Betawi yang mempertahankan martabat dan kehormatannya.


Tentu saja, kali ini unsur Betawi akan mendominasi pertunjukan. Atilah kembali bekerja sama dengan Jay Subyakto untuk menggarap artistik panggung. Bila dalam 'Matah Ati' Jay membuat terobosan dengan panggung miring, kali ini apa yang akan dilakukannya?


Yang jelas, Jay akan memaksimalkan Monas sebagai lokasi pertunjukan yang memang sudah ikonik bahkan 'sakral'. "Monas adalah penanda keberadaan yang berdasarkan keseimbangan (lingga dan yoni), keselarasan, dan keteguhan bangsa," ujar Jay.


Mengenai persiapan, Atilah menimpali, "Meskipun persiapannya cukup singkat, saya akan total mencurahkan energi saya untuk Ariah yang merupakan permintaan khusus dari Pemerintah Daerah DKI Jakarta," tuturnya.


Selain Jay, Atilah juga menggandeng Wiwiek Sipala dan Eko Supendi sebagai penata tari, serta Erwin Gutawa sebagai penata musik. Penasaran? Tunggu saja tanggal mainnya!


(mmu/mmu)