Terinspirasi Ayat Qur'an, Koreografer Muda Bikin Tari Kontemporer

Jakarta - Di ruang aula Gedung Seni Pertunjukan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) kedua penari wanita dan laki-laki tersebut meliuk-liukkan tubuh masing-masing. Mereka menari beriringan serasa satu jiwa. Tubuh wanita digendong ke atas punggung laki-laki.

Kemudian melingkar di bagian pinggungnya. Lalu wanita yang berpakaian celana dalam dan sport bra berwarna hitam itu berpindah duduk di atas kepalanya. Napas mereka yang terengah-engah terdengar sayup hingga ke bangku penonton.


Gerakan-gerakannya pun tergambarkan di layar berwarna putih yang ada di belakang mereka. Cahaya merah dan biru seakan sebagai refleksi dari tarian yang berjudul 'We were One'.


Tari kontemporer ini merupakan ciptaan dari lulusan Seni Tari IKJ Asri Mery Sidowati. Kini ia sedang menyelesaikan ujian akhirnya untuk gelar master di Korea National University of Arts jurusan koreografi. 'We were One' yang terinspirasi dari Surat An Nisa ayat 1 adalah hasil koreografi dari Asri.

"Tadi hanya cuplikan, aslinya ada 15 menit. Tarian ini menceritakan tubuh yang satu, tubuh wanita dan laki-laki itu berasal dari satu tubuh yang sama," katanya kepada detikHOT usai pentas di IKJ, Selasa (21/10/2014).


Nantinya 'We were One' juga akan ditampilkan di festival tari kontemporer Indonesia Dance Festival (IDF) 2014 pukul 16.00 pada 6 November mendatang di Teater Kecil, TIM.


Sejak kecil Asri sudah menyukai menari. Namun ayahnya yang bekerja di Departemen Pertanian sempat melarangnya. "Menari itu seperti mimpi ibu saya dahulu, makanya saya mau tetap ada di jalan menari dan koreografi," ungkapnya.


Meski terinspirasi dari ayat Al Qur'an tapi dalam kostum tariannya, Asri tidak ingin menampilkan persoalan keseksian, melainkan esensi penyatuan tubuh.


"Tarian itu banyak filosofi dan simbol-simbol yang dibicarakan ke audience," ujarnya. Menurut ada tiga hal pengalaman yang ingin dibaginya dalam tarian 'We were One'.


Pertama adalah mengenai tubuh. "Makanya penari laki-lakinya menggendong. Mengeksplorasi tubuh sebagai panggung."


Yang kedua adalah menggunakan lantai maupun ruang sebagai medium berekspresi. Serta ketiga yakni bayangan dari berbagai warna di layar putih.


Sebelumnya, di tahun 2009 Asri pernah menampilkan tariannya yang berjudul 'Merah' di pagelaran IDF. Tiga tahun sebelumnya, ia pun mementaskan showcase pertunjukannya sendiri yang berjudul 'Hedonis'. Setelah ini apa yang akan dilakukan Asri?


"Kayaknya belum ada project nari berikutnya. Tapi mau selesaiin tesis buat gelar master dulu," tuturnya.

(tia/mmu)