Patung yang berjudul 'Worn Out' melambangkan penderitaan perang dan perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lainnya karena konflik perang Palestina dan Israel. Mereka terpaksa meninggalkan rumah mereka.
"Warga lingkungan Shuja-Iyya adalah salah satu tempat yang paling hancur karena perang," katanya dilansir berbagai sumber Jumat (24/10/2014).
Lulusan seni patung dari Universitas Fateh Libya kepada Kairo Post mengatakan, perpindahan adalah tema yang sangat berpengaruh di Gaza. "Tubuh kurus dan pakaian robek yang ternoda oleh darah dimaksudkan untuk mewakili ratusan ribu penduduk yang menjadi korban," ujarnya.
Sedangkan patung-patung yang ditempatkan di pantai ini menggambarkan pengungsi yang berimigrasi secara ilegal dari zona perang. Mereka berjalan di tepi pantai. Karya seni terbaru Sabbah dipublikasikannya ke situsnya. Ia merupakan anggota dari Asosiasi Seniman Gaza dan juga mengajar di Universitas Aqsa, Gaza.
Sebelumnya, seniman Gaza lainnya yang aktif menyuarakan mengenai konflik Palestina-Israel dalam karya seni adalah Khaled Jarrar yang berdomisili di Ramahallah. Karya seninya masuk dari 45 seniman di 15 negara yang diundang pameran kelompok berjudul 'Here and Elsewhere' di New Museum, New York.
Serta kisah tentang seniman cilik yang bernama Mohammad Qureirai. Ia tetap melukis meski negaranya tengah berperang selama puluhan tahun. Baca beritanya di sini.
(tia/mmu)