Yuk, Kenalan dengan Wayang Tavip yang Nggak Jadul

Jakarta - Seekor kijang muncul di hutan belantara. Ia berlarian tak tentu arah. Lesmana muncul menghardiknya, mereka berkelahi.

"Lesmana bisa kau benar nih, kijang raksasa nyamar. Pernah kudengar rasanya, saktinya Kala Marica. Malih wujud, malih rupa janji-janji. Jika pun tak kijang, salahkah jika kukejar," ucap sang narator menyanyikan lagu yang berjudul 'Kijang Kencana'.


Lakon pentas malam itu belum usai. Sinta dan Rama muncul jua. "Dengar suara Rama, dia menjerit-jerit. Susul cepat Rama kecuali niatmu pagar yang makan tanaman."


Di atas panggung dengan layar putih kosong melompong, dalang Mohamad Tavip memainkan lakonnya yang berjudul serupa karya Sujiwo Tejo di Rollingstone Cafe akhir pekan lalu. Uniknya tak ada panggung megah, gamelan lengkap dengan alat musik Jawa lainnya dan dalang berpakaian adat.


Di sana hanya ada layar putih, wayang berbahan plastik dan tiga orang dalang di belakang panggung. Itulah wayang Tavip buatan dosen teater Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia (STSI) Bandung Mohamad Tavip.


"Kami memang wayang kontemporer yang sedikit luar pakem dari tradisional," ujarnya kepada detikHOT beberapa waktu lalu.


Dengan bentukan sederhana, Tavip bersama anggota wayangnya berkeliling mempromosikan ke berbagai daerah dan pentas. Entah di Bandung, Jakarta, Yogyakarta dan daerah Jawa lainnya.


"Mulai booming itu pas pementasan Teater Koma yang Sie Jin Kwie. Dari situ banyak orang mulai bicarakan wayang yang terbuat dari limbah plastik," kata Tavip.


Yuk, kenalan dengan wayang Tavip yang tidak jadul, tidak tradisional namun diminati oleh berbagai kalangan masyarakat di detikHOT!


(tia/kak)