Terinspirasi 'Nyanyian Angsa' Rendra, 'Toilet Blues' Angkat Tinggi Kemanusiaan

Jakarta - Setelah berkelana di 9 festival di 7 negara, film perdana karya sutradara Dirmawan Hatta mulai hari ini tayang di bioskop Tanah Air. Di acara gala premiere, Rabu (2/7/2014) malam, Dirmawan pun mengungkapkan kelegaannya.

"Akhirnya film ini pulang ke rumahnya," ujarnya sebelum pemutaran film di Epicentrum XXI, Kuningan, Jakarta.


Dirmawan juga menuturkan bahwa filmnya tersebut terinspirasi dari puisi panjang karya Rendra yang berjudul 'Nyanyian Angsa'. Puisi tersebut bercerita tentang nestapa seorang pelacur tua yang diusir dari rumah bordil karena sudah tidak produktif lagi.


"Saya terinspirasi oleh Maria Zaitun dalam puisi Rendra, pelacur yang ketika tak lagi bisa bekerja, tua dan sakit, ternyata kehadirannya di masyarakat ditolak termasuk oleh dokter dan pastur, sampai akhirnya ada seorang lelaki yang mau menikahinya," ujarnya.


Namun, tentu saja Dirmawan tak menuangkan mentah-mentah inspirasi itu ke dalam filmnya. 'Toilet Blues' bukan kisah tentang pelacur, meskipun ada tokoh pelacur di dalamnya.


Film ini menampilkan dua anak muda yang tengah menjajaki cinta di antara keduanya. Yang pria calon pastur yang masih ragu dengan pilihannya, dan yang wanita adalah abege puber yang tengah "liar-liarnya".


Dalam perjalanan mereka yang tak bertujuan, terjadi berbagai obrolan dan perkembangan perasaan, juga perjumpaan dengan orang-orang yang tak terduga. Dari sopir truk yang merayu cewek di warung hingga pelacur di hotel murahan.


Lalu, apa sambungannya dengan puisi 'Nyanyian Angsa' yang menjadi sumber inspirasinya? "Bagi saya, di atas soal-soal moral, agama dan sebagainya, yang terpenting dan harus menjadi pertimbangan utama adalah kemanusiaan, bahwa kita manusia, itu di atas segala-galanya," tandas Dirmawan.


Sebelum 'Toilet Blues' bisa disaksikan masyarakat, Dirmawan justru telah lebih dulu meluncurkan film keduanya, 'Optatissimus' yang bernasib lebih baik, bisa lebih dulu menyambangi penonton.


(mmu/mmu)