Salah satunya adalah Ali, 22 tahun yang sedang tawar-menawar harga batu di kawasan tersebut. Ia mengaku menyukai batu-batuan lokal dari Garut.
"Batu dari Garut jadi booming banget sekarang. Ini yang aku suka tapi harganya lagi ditawar biar cocok," katanya kepada detikHOT baru-baru ini.
Selain Ali, setiap toko maupun lapak di Pasar Rawa Bening dipadati oleh para pembeli. Berbagai jenis batu-batuan dijual di sana. Fenomena ini kian menjadi tren ketika pameran Batu Mulia khas Nusantara dari Indonesia Gemstone digelar pertengahan tahun.
Serta menjamurnya berbagai komunitas pecinta batu-batuan di Indonesia dan penjuru pelosok. Salah satu komunitas yang mendapatkan sertifikasi adalah Indonesia Gems Lover atau IGLO.
Komunitas yang terdiri 15 Februari di Yogyakarta ini, kini anggotanya mencapai 150-an yang tersebar di seluruh Indonesia.
Menurut salah satu anggota Arum Bawono, fenomena ini terjadi karena batu akik atau mulia tak lagi dianggap memiliki konotasi negatif.
"Batu akik tidak lagi dianggap mempunyai konotasi negatif seperti berbau mistis. Alhamdulillah, misi komunitas kami menampakkan hasil," katanya kepada detikHOT.
Saat ini, batu mulai sudah dianggap sebagai salah satu aksesori fashion dalam berpakaian. "Banyak masyarakat yang tua atau muda memakainya tanpa malu-malu. Remaja juga banyak," ucap Arum.
Ingin tahu mengenai fenomena dan seni-nya dari batu akik? Simak artikel berikutnya hanya di art&culture detikHOT! Dan jangan lupa membaca Hot Top Ten 2014 dan 100 Momen Selebriti.
(tia/tia)