Album debutnya “Yours Truly” cukup disukai, tapi Ariana Grande nyatanya tidak terlalu booming di Indonesia. Jauh berbeda jika dibandingkan ketika demam Bieber –salah satu ide gila Scoot “Scooter” Braun lainnya– yang melanda pada 2010 lalu. Tapi, firasat saya akan Ariana kemudian terbukti, saat ia membuat ‘Problem’ bersama Iggy Azalea dan menimbulkan “masalah” bagi radio-radio lokal yang tidak memasukkannya di daftar playlist.
“Aku suka ide di balik lagu itu (‘Problem’). Apalagi bagian part bisikan di lagu itu, itu sangat mengejutkanku,” tuturnya kepada Billboard yang dilansir oleh Detikhot.
Disusul single kedua ‘Break Free’, R&B-Pop-Dance yang awalnya tidak disukai oleh Ariana, hingga Zedd datang dan mengubah pikirannya sampai saat ini. Sejak itu semua orang seperti menantikan album keduanya (yang akhirnya dirilis oleh Republic Records pada Agustus lalu). “My Everything”, judul album kedua Ariana ini jauh lebih matang dalam kesederhanaan.
Dua baris yang diucapkan Ariana pada intro “I'll give you all I have/ And nothing less I promise” telah diucapkan, kini lihat apa yang Ariana punya; ‘One Last Time’ dengan hook yang mudah dikenali (untungnya David Guetta tidak membuat lagu ini menjadi EDM). Sedangkan, Ryan Tedder mencoba terlalu keras untuk lagu ‘Why Try’, meski hasilnya tidak terlalu memuaskan untuk ukurannya.
Saya suka ‘Be My Baby’ (featuring Cashmere Cat) selain karena lengkingan Ariana pada intro khas dan transisi cantik yang diciptakan di pertengahan lagu. Setelah itu beberapa track terakhir tidak terlalu spesial. ‘Love My Harder’ juga tidak akan menjanjikan komposisi kontemporer yang berbeda jika bukan karena kehadiran The Weeknd. Bagaimana dengan ‘Just a Little Bit of Your Heart’? Setiap album butuh obat penenangnya, dan lagu ini salah satunya.
Album ini diklaim sebagai sebuah evolusi, walaupun saya tidak menemukan perbedaan mencolok dibanding ‘Yours Truly’, selain bahwa album ini terdengar lebih matang untuk disajikan. Kali ini Scooter juga berhasil memilih kolaborator yang efektif, gabungan antara nama besar pop dan idealis produser muda.
Mungkin memang bukan masterpiece, tapi cukup pantas untuk menjadi diskografi calon bintang besar masa depan. Ariana Grande telah membuktikan janjinya di awal album, (“You are, you are, you are my everything” from ‘My Everything’), bahwa ia akan memberikan segalanya untuk Anda di album ini. Itu sudah lebih dari cukup.
Rendy Tsu (@rendytsu) saat ini bekerja sebagai Music Publicist salah satu perusahaan rekaman terbesar di Indonesia.
(mmu/mmu)