Film Biopik Nabi Muhammad Terancam Diprotes

Jakarta - Rencana produksi film biopik Nabi Muhammad oleh Qatar dan Iran berpotensi memicu protes. Apalagi dua negara tersebut memiliki latar belakang yang berbeda. Iran didominasi Muslim Syiah, sedangkan Qatar memiliki banyak penganut Muslim Sunni.

"Ini adalah pertarungan politik, masing-masing memiliki interpretasi berbeda tentang Quran," ujar Pengamat Perfilman Iran Philippe Ragel dari University of Toulouse.


Perusahaan minyak asal Qatar Alnoor Holdings menggelontorkan dana Rp 9,7 triliun untuk produksi, dan telah menyewa jasa produser 'Lord of the Rings' Barrie Osborne. Selain itu, untuk menjaga ceritanya agar sesuai dengan Alquran, mereka juga menggaet cendikiawan Muslim Sunni yang juga penyiar Al-Jazeera, Yusuf al-Qaradawi.


Sementara sutradara Iran Majid Majidi (The Song of Sparrows, Children of Heaven) akan memulai syuting pada Oktober mendatang. Ia berencana menampilkan sosok Muhammad di layar lebar, meskipun tidak akan menyorot wajahnya.


Tokoh Muslim Sunni di Universitas Al Azhar dikabarkan telah meminta Majidi untuk membatalkan rencananya menampilkan sosok Muhammad (meskipun wajahnya tak disorot). "Sunni lebih ketat soal penggambaran Nabi Muhammad dibandingkan dengan Syiah," ucap Lesley Hazleton, penulis buku biografi Muhammad The First Muslim.


Film tentang Muhammad yang paling terkenal adalah 'The Message', dibuat oleh produser 'Halloween' Moustapha Akkad pada 1977. Film itu didanai oleh diktator Libya Muammar Gaddafi setelah Hollywood menolak mendanainya.


Dibintangi oleh Anthony Quinn dan Irene Papas,film itu menghindari penggambaran sosok Muhammad dalam layar lebar. Adegan-adegan dalam film disuguhkan dengan perspektive sang nabi, tapi gambarnya tak diperlihatkan, pun dengan suaranya.


Meski demikian, film tersebut menimbulkan kemarahan dari umat muslim karena rumor yang beredar adalah Quinn sebagai pemeran Muhammad.


(ich/mmu)