Penulis Raditya Dika mencoba menggambarkan problematika percintaan orang dewasa berumur 25 tahun ke atas dalam versinya lewat film 'Cinta Brontosaurus'. Lewat film itu, Radit menyimpulkan bahwa cinta orang dewasa itu lebih primitif daripada cinta monyet.
"Nah ini kan film tentang keyakinan, bener nggak sih cinta bisa kadaluwarsa? Kok repot banget kalau lo ketemu cewek sekarang, mikirin 'Rumahnya di mana ya, kejauhan nggak ya untuk gue pacarin','Ini orangtuanya cocok nggak ya sama orangtua gue', 'Ini kok celananya dia kayak gini', penuh pertimbangan," paparnya saat berbincang dengan detikHOT.
"Kenapa nggak kayak cinta monyet. Kalau udah suka, ya suka aja nggak perlu banyak alasan. Itu 'Cinta Brontosaurus', lebih ribet, lebih kuno, lebih kaku," tambahnya.
'Cinta Brontosaurus' versi film memiliki jalan cerita yang berbeda dengan buku ke-2 Dika dengan judul yang sama. Dalam film mengikuti cerita Dika --penulis yang percaya cinta bisa kadaluwarsa-- bertemu dengan Jessica, seorang cewek yang menurut dia berbeda dari yang lainnya.
Namun, seiring Dika mengenal Jessica, semakin lama ia pun harus membuktikan bahwa keyakinannya terhadap cinta selama ini salah. "Walaupun agak aneh, ternyata mereka bisa saling melengkapi. Sampai akhirnya timbul tanda tanya, bener nggak sih cinta bisa kadaluwarsa? dan filmnya akan menjawab itu," terangnya.
Film ini disutradari oleh Fajar Nugros (Queen Bee, Cinta di Saku Celana) dan diproduksi oleh Starvision Plus. Skenarionya secara keseluruhan ditulis oleh Radit sendiri.
Sekaligus, cowok kelahiran 28 Desember 1984 itu tampil sebagai pemain utama dengan aktor pendukung Eriska Rein, Dewi Irawan, Bucek Depp, dan Soleh Solihun. Proses syuting sudah dimulai sejak 14 Maret lalu, dan direncanakan rilis 8 Mei mendatang.
(ich/mmu)