Ratusan Karya Seniman Muda Dipamerkan di #AllYouCanArt

Jakarta -

Sebanyak 500 karya seni dari berbagai komunitas di Yogyakarta berhasil dipamerkan di Yogya National Museum akhir pekan lalu. Mulai dari pameran foto, visual art, fashion, film, dan musik yang ada dalam festival bertajuk #AllYouCanArt.

"Festival #AllYouCanArt yang diadakan kedua kali ini memang sengaja diadakan untuk pesta para komunitas kreatif untuk berkesenian bersama," ujar media relatian Pejred Tulian seperti dalam rilis yang diterima detikHOT, Selasa lalu (29/4/2014).


Ratusan karya yang dipamerkan ini merupakan karya yang direkomendasikan dalam kompetisi #GoAheadChallenge pada tahun ini. Nantinya para pemenang akan memamerkan karyanya dalam event tahunan di Paris.


Beberapa karya di antaranya yang berasal dari ruang visual art dan fotografi ikut melibatkan kreasi dari Jogja Stage, Abankirenk, Noda kota, UKM fotografi dari berbagai kampus, dan komunitas lainnya. Serta dari ruang sinema sendiri ada pemutaran.


Seperti dari film Siar Daur Baur (Efek Rumah Kaca), We Are Monster (CaptainJack), Mari Berdansa (Shaggydog), Setan Siang Bolong, Wan An, Denok Gareng, dan masih banyak lagi film-film yang diputar di setiap jam yang sudah dijadwalkan.


Selain itu, pengunjung juga bisa belajar banyak hal-hal baru dan menarik. Karena ada sesi diskusi setiap harinya selama tiga hari. Salah satunya, bersama Anton Ismael tentang fotografi, Hahan untuk sharing bareng tentang seni rupa, Athonk untuk sharing tentang Rockabilly, dan Antok Jogja Hiphop Foundation untuk sharing bareng tentang HipHop.


Athonk dengan tema rockabilly style sukses menyita banyak perhatian para pengunjung. Karena sebelum acara sharing bareng dimulai, Athonk juga menyempatkan diri untuk berdandan bersama dan membantu menyisir rambut para pengunjung yang ingin mengubah penampilannya menjadi rockabilly malam itu.


Banyak hal menarik yang bisa diperoleh dalam tema Rockabilly malam itu, mulai dari sejarah, style, musik, sampai tokoh-tokoh yang berpengaruh terhadap perkembangan Rockabilly di Indonesia semua dibahas secara luas.


(tia/utw)