Mulai dari sang vokalis, Karina yang justru deretan musisi yang jauh dari kata rock yang menjadi inspirasinya.
"Joss Stone, Emeli Sande. Kalau lokalnya ya kayak White Shoes and Couples Company sama Payung Teduh," ucap Karina saat berbincang dengan detikHOT.
Beda Karina, beda juga sang bassis, Audry. Ia justru punya inspirasi bermusik yang lebih cadas. Grup band metal Lamb of God menjadi 'dewa' untuk Audry. Sedangkan musisi lainnya adalah The Script dan Sarasvati.
Nah, untuk sang drumer yang juga menjadi personel yang paling banyak menciptakan lagu yaitu Wayan justru lebih old school. Deretan grup band jadul jadi panutannya.
"Deep Purple, Mr Big sama Led Zeppelin, Air Supply, Dream Theater. Terus ada saya juga dengerin The Drums, Paramore, Coldplay, Dewa 19 sama Efek Rumah Kaca," jelas Wayan.
Meski punya inspirasi bermusik yang berbeda-beda, para personel Asta mengaku tak mengalami kesulitan dalam proses bermusik. Tetap pada akhirnya justru musik yang original yang lahir dari tangan mereka.
"Sulit sih nggak yah. Udah dapet passion-nya soalnya," ucap Wayan. Bicara banyak soal 'sejarah' Asta, tak lengkap jika tak bercerita tentang karya-karya mereka. Seperti ceritanya? Simak terus di detikHOT!
(fk/ich)