'Melancholy Is A Movement' Syuting 6 Hari, Post Produksi Setahun

Jakarta - Film terbaru dari sutradara dan budayawan Richard Oh, 'Melancholy Is A Movement', memang berbeda dari film drama kebanyakan. Alur ceritanya memiliki pesan tersirat dengan gaya penceritaan yang rileks.

Tak hanya penuturan yang unik, dalam proses pembuatannya juga memberikan warna berbeda. Begitu juga dengan sudut-sudut pengampilan gambar dan warna film yang dibintangi sutradara Joko Anwar itu. Film berdurasi 90 menit itu hanya menghabiskan waktu enam hari.


"Ini menarik memang karena kami syuting hanya enam hari. Waktu saya bagikan naskah, semua langsung cepat. Di lokasi semuanya sangat profesional sehingga jadinya cepat sekali," ungkap Richard Oh saat Gala Premiere 'Melancholy Is A Movement' di Epicentrum XXI Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (24/3/2015).


Baca Juga: Sheila Timothy dan Vino Bastian Siap Filmkan Wiro Sableng


"Cuma lucunya, film ini sudah syuting sejak bulan April tahun lalu, tapi baru selesai sekarang. Post produksi itu kita yang makan waktu satu tahun. Karena teman-teman yang ngerjakan musik, editing minta ke saya jangan buru-buru. Mau main dulu sama anak, mau santai saja," sambung Richard.


Sutradara yang sebelumnya mengarahkan film 'Koper' itu juga menjelaskan makna di balik judul 'Melancholy Is A Movement'.


"Melancholy itu kan kesedihan yang kita juga tidak tahu kenapa, tapi terasa sedih. Kesedihan itu diam di dalam diri kita, tapi di sini dia bergerak. Kesedihan itu bisa bergerak karena didorong oleh orang lain agar tercipta sesuatu yang luar biasa," jawab Richard berfilosofis.


Selain Joko Anwar, 'Melancholy Is A Movement' dibintangi Amink, Upi, Ario Bayu, Karina Salim, Nazyra C Noer, Fachri Albar, Alex Abbad, Renata Kusnanto, Hannah Al Rashid, Aimee Saras, sutradara Ardy Octaviand, Farishad Latjuba, komposer film kawakan Aghi Narottama, Uwie Balfas dan banyak pelaku industri perfilman nasional lainnya. Film ini akan tayang perdana pada 2 April mendatang.


(mif/ich)