Era 90-an, Film Indonesia Diramaikan Film Panas

Jakarta - detikHOT akan membahas tema khusus era 90-an sepanjang Senin (22/9). Perfilman Indonesia memiliki sejarah yang panjang dan sempat menjadi raja di negara sendiri pada tahun 1980-an, ketika film Indonesia merajai bioskop-bioskop lokal. Tapi memasuki tahun 90-an, film nasional mati suri dan menjadikan adegan panas sebagai senjata untuk menarik lagi minat penonton.

Hari Film Nasional sendiri diperingati oleh insan perfilman Indonesia setiap tanggal 30 Maret. Tepat tanggal tersebut, 64 tahun lalu, adalah hari pertama pengambilan gambar film 'Darah & Doa' atau 'Long March of Siliwangi' yang disutradarai Usmar Ismail.


'Darah & Doa' dinilai sebagai film lokal pertama yang bercirikan Indonesia. Selain itu film ini juga merupakan film pertama yang benar-benar disutradarai oleh orang Indonesia asli dan juga diproduksi oleh perusahaan film milik orang Indonesia asli yang bernama Perfini (Perusahaan Film Nasional Indonesia) dimana Usmar Ismail tercatat juga sebagai pendirinya.


Kejayaan nasional mulai bergeliat di era 80-an dengan bintang-bintang seperti Onky Alexander, Meriam Bellina, Lydia Kandou, Nike Ardilla, Paramitha Rusady, dan Desy Ratnasari. Film-film yang terkenal pada saat itu antara lain, 'Catatan si Boy', 'Blok M' dan masih banyak lagi.


Pada tahun-tahun itu acara Festival Film Indonesia masih diadakan tiap tahun untuk memberikan penghargaan kepada insan film Indonesia pada saat itu. Tetapi pada tahun 90-an industri perfilman nasional mengalami penurunan, yang membuat hampir semua film Indonesia berkutat dalam tema-tema seks.


Sebut saja judul-judul seperti 'Kenikmatan Terlarang' (1996), 'Gairah Malam yang Pertama' (1993) dan judul lain yang tak kalah 'menyeramkan'. Pada saat itu film Indonesia sudah tidak menjadi tuan rumah lagi di negara sendiri. Film-film dari Hollywood dan Hong Kong telah merebut posisi tersebut.


Di periode ini perfilman Indonesia hanya mampu memproduksi 2-3 film tiap tahun yang didominasi oleh film-film bertema seksyang meresahkan masyarakat. Kematian industri film ini juga ditunjang pesatnya perkembangan televisi swasta, serta munculnya teknologi VCD, LD dan DVD yang menjadi pesaing baru.


Hal itu berlangsung hingga muncul 'Petualangan Sherina', film musikal yang diperuntukkan kepada anak-anak dan dibintangi oleh Sherina Munaf. Riri Riza dan Mira Lesmana yang berada di belakang layar berhasil membuat film ini menjadi tonggak kebangkitan kembali perfilman Indonesia.


Dalam artikel selanjutnya, detikHOT akan mengangkat kembali aktris-aktris yang melambung berkat film-film bertema dewasa di era 90-an. Siapa saja?


(ich/hkm)