Pria yang pernah residensi di Centre Intermondes La Rochelle Prancis tersebut mengatakan 13 gelas yang digantungnya tersebut berdasarkan tanggal kelahirannya dan merupakan potret tentangnya. Jika memencet tombol di bawahnya, maka akan timbul aneka bebunyian.
"Saya selalu bermain di kinetik dan 13 gelas ini seperti potret diri aku. 13 keberuntungan," ujarnya kepada detikHOT di Galeri Nasional saat pembukaan Jakarta Contemporary Biennale Ceramics beberapa waktu lalu.
Angka 13, kata dia, biasanya mengandung sebuah kesialan dan ketidakberuntungan. Namun justru baginya keberuntungan selalu ada dalam hidupnya.
Maka gelas yang digunakannya berwarna warni. Bagaimana bisa gelas tersebut menghasilkan bunyi? Sepanjang enam tahun berkarier dalam seni kinetik, ia selalu mengalami percobaan dan gagal.
"Dulu pas awal pameran kalau ada karya yang nggak bunyi, aku selalu panik. Sekarang sudah tenang dan tahu mana yang harus diperbaiki. Sumber suaranya dari kabel warna warni ini," ucapnya.
Dalam karya kali ini 'Propitious 13' ia menghasilkan karya kinetik dan mampu berinteraksi dengan para pengunjung. "Aku selalu penasaran sama ekspresi dan interaksi orang-orang pas pegang karyaku. Bunyi di sini itu random, bukan doremi," kata lulusan seni patung ITB ini.
Sebelumnya, karya seni Bagus pernah dipamerkan di Causality 1335 Mabini, Manila (2014), ME.NA.SA di Beirut Art Fair Lebanon (2013), MANIS di Le Centre Intermondes, La ROchelle, Prancis (2012). Selain residensi di Prancis, Bagus juga pernah bermukim dan belajar seni di 1335 Mabini Filipina dan Instruments Builders Project #2, iCAN, Yogyakarta.
(tia/tia)