Sesuai dengan konsep ICAD, semua karya tampil dengan merespons area publik di Grand Kemang Hotel Jakarta Selatan. "Kami ingin membuat pameran yang cair dan ada di dalam sudut hotel," ungkap Ketua Panitia ICAD 2014 Diana Nazir Rabu (24/9/2014).
Ia melanjutkan para seniman yang berpartisipasi memiliki latar belakang yang beragam. Di antaranya seniman asal Yogyakarta Eko Nugroho, sutradara muda Yosep Anggi Noen yang filmnya mendapatkan penghargaan internasional.
Ada juga perupa Ade Darmawan, desainer Francis Surjaseputra, fotografer Ayang Kalake, dan seniman visual Irwan Ahmett yang kembali memajang karyanya kali ini. Menurut kurator pameran Hafiz Rancajale, pameran yang meleburkan antara seni dan desain termasuk jarang.
"Pameran ini menjadi penting dalam dunia seni rupa kontemporer dan berada di hotel karena sudah menjadi kebutuhan dari masyarakat," ujar Hafiz.
Ayatana sendiri mengambil dari bahasa Sansekerta yang berarti indera perasa dan penciuman. "Melalui Ayatana tahun ini, kami mendatangi mereka satu per satu dan menantang para seniman dan desainer untuk bisa menghadirkan karyanya."
Eksibisi ICAD 2014 berlangsung dari 24 September hingga 7 November mendatang. Para seniman yang berpartisipasi adalah Adi Dharma, Aditya Pratama Putra, Agan Harahap, Angki Purbandono, Eko Nugroho, Mahardika Yudha, Ricky Janitra, Saleh Husein, dan lain-lain.
(tia/tia)