Batik Tiga Negeri, Jawaban Tantangan Bung Karno kepada Seorang Pemuda Tionghoa

http://us.images.detik.com/content/2014/04/11/1059/baikbatikkkkkka.jpgSalah satu jenis batik motif Tiga Negeri (dok. pribadi/wikipedia)


Jakarta - Seperti halnya segala benda lain, motif batik juga mengenal pembagian kelas. Jika ada batik yang mudah didapatkan meski tak berarti miskin makna, ada batik yang tergolong eksklusif. Iwet Ramadhan menyebutnya sebagai 'Hermes'-nya dunia batik

Ini adalah motif batik yang disebut Tiga Negeri. Alasan batik ini disebut sebagai 'Hermes'-nya batik adalah karena biaya yang mahal dalam proses pembuatannya. Ini juga tercermin dari nama Tiga Negerinya.


"Dikatakan Tiga Negeri, karena kain ini dibuat di tiga kota, warna merahnya dari Lasem. Warna Birunya dari Pekalongan dan warna coklatnya dari Solo," kata Iwet Ramadhan, MC, penyiar radio yang juga jadi pemerhati batik, dalam acara bertajuk Cerita Kain Nusantara di Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia.


"Jadi dulu ceritanya, perempuan-perempuan peranakan hanya memakai batik yang warnanya merah. Sementara ibu-ibu dari Jawa hanya memakai kain warna Sogan. Ini kemudian dipadukan dengan warna biru dari Pekalongan."


Akhirnya kain ini menjadi kain paling mahal dan yang paling digemari saat itu. "Sampai sekarang pun masih sangat mahal. Dan sekarang jarang ada yang baru, paling lawasan, harganya berkisar Rp. 3,5 sampai 5 juta."


Istilah batik Tiga Negeri ini diberikan oleh orang pertama yang membuat jenis batik ini. Dia adalah Go Tik Swan atau yang dikenal juga dengan nama KRT Hardjonagoro. Pria kelahiran tahun 1931 ini adalah seorang Tionghoa yang sangat memahami budaya Jawa.


"Ia adalah orang yang sangat luar biasa, rumahnya masih ada di Solo," kata Iwet menjelaskan. Tak hanya mendalami soal batik Go Tik Swan juga menguasai soal keris, tembang Jawa dan bahasa Jawa.


Dia kuliah di Sastra Jawa, Universitas Indonesia. Dia juga pernah menari di hadapan Bung Karno, Presiden pertama Indonesia. Dia lalu dipanggil Bung Karno, "Lalu Bung Karno bilang kepadanya, wong cino kok kamu bisa ngomong Jowo?" kata Iwet.


Kemudian Bung Karno memberikannya tugas untuk membuat Batik Indonesia. "Dia menerima tantangannya, ia merenung bahkan bertapa dan ia membuat kain batik Indonesia." Batik inilah yang kemudian disebutnya sebagai batik Tiga Negeri.

Kain ini spesial, mengandung cecek yang tidak biasa. Ia juga memadukan Sogan Solo dengan motif pesisiran, dengan menggunakan teknik celup.


(ass/utw)