Kolaborasi mereka disebut 'Drawbridge' yang melibatkan anak-anak yang berada di sekitar Gunung Merapi, Jawa Tengah dan di Sumatera.
Media utamanya adalah boneka dan tentu saja, seniman dari kedua negara akan mempopulerkan komik sebagai bacaan anak. "Kami memiliki cara yang unik untuk berpidato di hadapan mereka," ujar Direktur Artistik Polyglot Sue Giles seperti dilansir dari ABC, Kamis (10/4/2014).
Dalam produksinya kali ini, mereka juga mempunyai gambar kartun dari kartunis Mandy Ord yang mampu menciptakan ruang dan narasi dari keseluruhan karyanya.
"Salah satu kelebihan dari komik adalah banyaknya gambar dan Anda bisa mengajar mereka tanpa kata-kata," ujar Ord.
Melalui karya seni ini mereka bisa melaluinya tanpa hambatan bahasa. Kedua grup teater boneka tersebut sudah bekerja sama selama bertahun-tahun.
Giles menceritakan jika hampir 90 anak-anak dan orang dewasa yang berada di dua kampung itu tertarik dengan pentas bersama. "Dari saat anak-anak bangun di pagi hari mereka mau menggambar bersama Mandy dan belajar teater dengan sukarela," ujarnya.
"Kolaborasi ini sangat efektif dan kita bisa buat cerita bersama-sama," kata Giles. Pada proyek kerja sama berikutnya, giliran Papermoon Puppet Theater yang akan melakukan perjalanan di Melbourne pada Juli mendatang.
Teater boneka Papermoon karya Maria Tri Sulistyani dan Iwan Effendi tersebut akan mengajar siswa tuna rungu dari Victoria College. Serta akan membuat komik raksasa di Federation Square.
(tia/utw)