Deasy Arisandi, Penyanyi Serba Bisa yang 'Layu Setelah Berkembang'

Jakarta - Industri musik Indonesia kehilangan salah satu primadonanya. Sosok tersebut adalah Putu Ayu Ariati Deasy Christyani Arisandi atau beken dikenal dengan Deasy Arisandi.

Deasy tenar di era 70-an lewat lagu-lagu pop melayunya. Lagu-lagu seperti 'Layu Sebelum Berkembang', 'Bandar Jakarta' hingga 'Hati Seorang Wanita' melambungkan namanya kala itu.


Namun, tak hanya pop melayu saja yang digeluti oleh sosok wanita yang mulai meretas karier pada 1974 itu. Lagu-lagu rohani hingga keroncong pun pernah dibawakannya.


Beberapa lagu keroncong seperti 'Telomoyo' dan 'Kanggo Salawase' memunculkan sisi lain dari sosok Deasy. Selain itu, beberapa lagu rohani juga sempat dirilis oleh wanita kelahiran Kroya itu.


Sekitar 12 lagu rohani berhasil membuat namanya semakin mengkilap. Setidaknya ada lebih dari lima album berhasil ditelurkannya di era kejayaannya.


Tak hanya dunia tarik suara, ia pun mengembangkan karier ke dunia hiburan lainnya. Ia sempat mencicipi dunia akting.


Wajah Deasy tampil di dua film komedi yang rilis di era 70-an. Film tersebut tak lain adalah 'Sayangilah Daku' (1974) dan 'Tiga Cewek Badung' (1975).


Rangkaian karya itu pun akhirnya tertutup saat wanita kelahiran 8 November 1958 itu mengembuskan napas terakhirnya, Minggu (30/6/2013). Ia ditemukan meninggal di rumahnya di kawasan Pejaten, Jakarta Selatan.


Setelah ditelusuri, Deasy meninggal karena serangan jantung. Meski telah tiada, karya Deasy akan tetap menjadi menjadi kenangan abadi. Tak seperti judul lagunya, Deasy 'layu' setelah berkembang dan berjaya, mewarnai industri hiburan Indonesia. Selamat jalan, Deasy!


(fk/mmu)