Menurut Bens, Rhoma selama ini bukan berarti tidak bergoyang. Musik dangdut tentu seperti ada yang kurang tanpa goyangan.
Nah menurut Bens, Rhoma memang tak pernah memberi ruang untuk berjoget dengan aroma erotis. Itu pula yang diterapkannya kepada penarinya kala manggung.
"Bang Rhoma tidak pernah memberikan ruang untuk erotisme, dancer grupnya Rhoma Irama itu menampilkan tarian yang indah dengan kompak," nilai Bens saat berbincang dengan detikHOT.
Era dangdut zaman Rhoma memang tak menomorsatukan goyangan dibanding irama. Maka dari itu, Bens melihat musik Rhoma bersama Soneta memang tak pernah menimbulkan kesan erotis.
"Ada musik tiupnya di Rhoma Irama itu diperuntukkan menghilangkan kesan-kesan erotis di dangdut," jelas Bens.
Selain Rhoma, menurut Bens ada lagi pedangdut papan atas wanita yang juga tak menjual goyangan. Mereka adalah Ikke Nurjanah dan Cici Paramida.
Bens melihat selama ini kedua pedangdut itu memang mengandalkan suara dan kualitas cengkok khas dangdut.
"Bberapa penyanyi kita yang lain seperti Ikke Nurjanah dan yang lainnya nggak pakai goyangan. Tapi bagaimana mereka mengapresiasi cengkok dangdut itu. Kebetulan pilihan mereka adalah dangdut yang real gitu," jelasnya.
"Lalu seperti Cici Paramida bahkan dia pernah sampai di buatkan oleh clip maker yang sangat handal tapi saya lupa siapa, dia sangat produktif untuk menciptakan lagu-lagu pop dan seperti itu tidak sulit untuk dilakukan Cici," tandasnya.
(kmb/mmu)