dok. pri
'Soekarno: Indonesia Merdeka' digadang-gadang untuk masuk ke dalam nominasi 'Best Foreign Language Film' di Academy Awards. Bukan sebuah langkah mudah, film produksi Multivision Pictures harus mengalahkan puluhan film lain dari banyak negara.
"Film 'Soekarno' menjadi wakil Indonesia untuk diseleksi di Piala Oscar. Nantinya akan bersaing dengan 80 film dari 80 negara dari seluruh dunia. Kalau menurut 'Academy of Motion Picture Arts and Sciences' (AMPAS) lolos, baru resmi menjadi nominasi di Oscar," jelas Hanung Bramantyo saat dihubungi detikHOT, Rabu (15/10/2014).
Mengenai persaingan, dari Asia, 'Soekarno: Indonesia Merdeka' akan bersaing dengan 10 film. 'Sayang Disayang' (Singapura), 'The Teacher's Diary' (Thailand), 'Norte, the End of History' (Filipina), 'The Light Shines Only There' (Jepang), 'Haemoo' (Korea Selatan), 'The Golden Era' (Hong Kong), 'Ice Poison' (Taiwan), 'The Nightingale' (Cina), 'Liar's Dice' (India) dan 'Glow of the Firefly' (Bangladesh).
Akan tetapi, bagi Hanung, film Indonesia yang mewakili ajang penghargaan internasional memang sudah sesuatu yang wajar. Suami Zaskia Adya Mecca itu justru fokus kepada bagaimana film tersebut mampu merebut perhatian dan dukungan pemerintah setempat.
"Sekarang, kalau film kita mau terpilih harus ada dukungan dan promosi yang lebih. Nah, bagaimana pemerintah Indonesia bereaksi soal itu? Apalagi ini film tentang 'Founding Fathers', harusnya ada dukungan tegas dari pemerintah, khususnya Kemenparekraf (Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Keatif)," sambungnya.
Ditayangkan pada tahun lalu, film yang dibintangi Ario Bayu dan Lukman Sardi itu telah berkiprah hingga ke pentas internasional, antara lain Malaysa, Singapura, Kamboja, Vietnam, Jepang, dan Timor Leste. Di Indonesia sendiri 'Soekarno: Indonesia Merdeka' berhasil mengundang 950 ribu penonton.
(hap/mmu)
