Filmnya tersebut bercerita tentang tukang pijit yang terlalu banyak mendengar kisah. Hingga akhirnya kisah tersebut membawa dia ke jurang bencana.
Sang produser, Lola Amalia menilai kisah tersebut sama halnya dengan keadaan di Indonesia saat ini. Menurutnya, kini orang-orang lebih memilih untuk tidak mendengar, ketimbang banyak tahu tetapi menuntun ke dalam masalah.
"Memang untuk saat ini kayaknya lebih baik budeg (tuli) saja," ujarnya saat ditemui di Bell Lounge, Hotel Amarossa, Cipete, Jakarta selatan, Jumat (18/7/2014).
Mengenai filmnya yang dianggap berat, ia pun menanggapi bahwa sebenarnya ini adalah film yang ringan dan merupakan cerminan kehidupan sehari-hari kita.
"Saya agak bingung kalau film ini dinilai berat di depan nya, film ini ringan sekali lho," jawabnya.
(nu2/nu2)