Lalu bagaimana Joko Mulyanto melunasi hutangnya sebesar Rp 200 juta di toko material saat membangun Panti Asuhan Al Hasyim?
"Kalau itu, kita bangun panti saya berjuang, jual mobil dan tanah. Kita bangun dua lantai, dari pembangunan ini ada sahabat kami yang peduli," kisah Joko kepada Deddy Corbuzier saat mengisi 'Hitam Putih' Trans 7, Rabu (16/7/2014).
"Tetapi di sini saya dikasih kemudahan sama Allah. Saya dikasih kemudahan sama masyarakat. Saya gak punya uang pada dasarnya, pak saya butuh besi silakan ambil, butuh semen silakan," lanjutnya.
Menurut Joko, dirinya bisa menyelesaikan hutang-hutangnya berkat bantuan Allah. Sang Maha Kuasa dengan ringan menggerakkan umatnya yang lain untuk memberikan bantuan kepadanya.
"Siapa aja, ada salah satunya teman saya, Imam Wahyu. Kita masih ada dikitlah (hutang). Misalnya kurang 10 juta udah 5 juta aja dibayar," ujar Joko.
25 Anak asuhnya itu dibiayai mulai dari makan hingga pendidikannya. Untuk urusan pendidikan, Joko meminta pada sekolah untuk tidak membebankan anak asuhnya.
"Saya sama pihak sekolah bilang kasih kelonggaran waktu. Tanggung jawab SPP ini saya yang tanggung jangan dibebankan pada anak-anak," tutur pria yang bekerja sebagai sopir pribadi sebuah keluarga ini.
Tak hanya itu, 'keajaiban' juga datang saat dirinya berjuang membangun panti asuhannya.
"Tukang bangunan dibayar sama mie sama beras dan mereka mau. Saya pada awalnya ceritanya mau buat satu lantai. Kata dia (tukang bangunannya) melihat anak-anak tidur dimana. Yaudah bapak bangun dua lantai, biaya gak usah dipikirin, yang penting saya dikasih makan," kisahnya.
(pus/ron)