Bersama kucing kesayangannya, Thula setiap hari ia melukis. Lukisan buatannya dijual senilai Rp 25 juta dan sekarang banyak kolektor yang memburu karyanya. Ia pun menjadi terkenal di Inggris.
Namun di balik kesuksesan itu semua, ternyata Irish mengidap autisme sejak usia tiga tahun. Kucing peliharannya yang membuat Irish bangkit. Seperti apa kisahnya?
Dua tahun lalu, kedua orang tua Irish tak menyangka putri ciliknya akan mengidap penyakit tersebut. Setiap hari Irish memang asyik bermain dengan dunianya, dan mengacuhkan lingkungan sekitar.
Tapi seekor kucing jalanan datang ke rumahnya. Irish bermain. Hubungan mereka makin akrab. "Ketika Irish sedang melukis, Thula duduk di samping. Terkadang dia melompat ke meja," ujar ibunda Irish, Arabella Carter-Johnson, Selasa (14/10/2014).
Lambat laun, Arabella mengetahui simbol-simbol di lukisan putrinya. Ia merasa Irish membuat lukisan abstrak seperti mata kucing maupun hidungnya.
"Mereka mandi dan tidur bersama. Thula membantu Irish lebih komunikatif dan bahagia daripada sebelumnya," tambahnya.
Berkat Thula, kini kedua orang tua Irish tak perlu kuatir lagi. "Setiap kali Irish jenuh dan stres ia menuangkannya dengan lukisan dan tak bisa lepas dari Thula. Ini juga membantu terapi bagi pengidap autisme."
(tia/mmu)