Neng Iren, Sang Ilustrator Gadis Murung

Jakarta - Jika Diela Maharani menggunakan gaya pop art fantasi, berbeda lagi dengan ilustrator Irene Saputra atau akrab disapa Neng Iren. Ia justru menggunakan garis hitam putih yang halus (pencil on sketch), tidak terlalu menggunakan warna terang, dan cenderung objeknya berwajah sedih.

Dalam setiap gambar yang dibuatnya, Irene memang selalu menggunakan wanita berwajah murung. "Kalau wajahnya happy kan sudah biasa, tapi kalau yang gloomy itu kan kita jadi mikir kepada yah kok dia murung. Sedih gitu," ujarnya kepada detikHOT.


Lulusan Desain Komunikasi Visual (DKV) Universitas Widyatama Bandung ini juga mengatakan ia baru membuat karyanya dalam produk mini art print. Ia juga pernah menciptakan drawing di atas bantal dalam pameran 'Begadang, Neng' yang diadakan Ruang Rupa.


Namun, produk-produk tersebut baru sebatas itu. "Belum berani coba yang baru. Tapi nanti rencananya mau dibikin di kaos juga atau totebag."


Karya-karya Irene juga bisa dilihat di akun instagram pribadinya bernama @nengiren. Ia terbiasa mengunggah gambar barunya di sana serta mempublikasikannya ke publik.


Selain gambar wanita yang murung, ia juga terbiasa menuliskan kutipan di karyanya. Seperti di ilustrasi wanita bertopi yang duduk di atas perahu kecil. Di sampingnya terdapat tulisan kutipan dari Vincent Van Gogh.



"I dream my painting, and I pain my dream," tulisnya. Karya original ilustrasinya di Art Market 3 dijual seharga Rp 300 ribu. Sedangkan mini art print Rp 20 ribu.


Gaya khasnya Irene ini sudah dikenal di kalangan seniman visual. Setiap pecinta seni, dan kawan-kawannya pasti sudah mengetahui karya-karyanya. "Saya percaya setiap orang punya gayanya masing-masing dan ketika mereka lihat karya saya ini pastinya punya Neng Iren," ujarnya.


(tia/ich)