Mereka telah menciptakan sebuah alat yang disebut 'Vision'. Alat tersebut berbentuk cekung dan berfungsi sebagai mesin gambar tiga dimensi. Perpaduan antara sains dan seni ini bermaksud mengambil persepsi dari penglihatan manusia tanpa mendapatkan distorsi.
"Kita melihat gambar menjadi dua karena ada dua mata kita. Tapi otak menafsirkan kedua gambar tersebut bersama-sama," kata Ryan seperti dilasir di situs oakesoakes.com, Selasa (3/6/2014).
Melalui mesin tersebut, Vision memisahkan gambar yang diproyeksikan setiap mata sehingga dunia terlihat dari satu mata saja. "Akibatnya kami bisa membuat gambar dengan sangat rinci dan nampak realistis."
Trevor juga menambahkan jika subjek gambarnya adalah pemandangan yang bisa dilihat dengan banyak mata. Cara yang dipakai mereka berlawanan dengan lensa atau cermin yang biasa dipakai oleh maestro pelukis kala memproyeksikan gambar ke atas kanvas.
Di pameran tunggalnya hingga 21 Juli mendatang yang berjudul 'Compounding Visions' di National Museum of Mathematics, New York, para pengunjung dapat mengagumi helm plester yang juga digunakan dan dibuat si kembar.
Bahkan ketika pameran berlangsung, dengan senang hati Ryan dan Trevor akan mempraktekkan cara kerja mereka. Mereka bisa keluar museum dan memperlihatkannya hingga suatu karya selesai.
(tia/mmu)