Secara kata, 'Inertia' diartikan sebagai gerak maya oleh beberapa ilmuwan. Dalam kalimat sendiri, 'Inertia' biasa digunakan untuk menjelaskan sebuah keinginan tidak bergerak suatu objek. Lalu, apa hubungannya dengan masa vakum Monkey To Millionaire?
"Sebetulnya 'Inertia' itu lebih tepat menggambarkan kondisi sebelum lahirnya album itu sendiri. Orang lain melihat kita diam, dan kita berdua sendang berada dalam posisi yang tidak punya keinginan untuk bergerak, entah kenapa seperti itu," jelas Agan kepada detikHOT beberapa waktu lalu.
"Padahal sebetulnya kita dalam diam itu bergerak, tanpa sepengetahuan orang lain. Underground-lah," timpal Wiznu.
'Kedewasaan' itu juga yang turut mempengaruhi konsep bermusik Monkey To Millionaire hari ini. Tidak lagi melulu menonjolkan banyak hal bersama-sama, grup pelantun 'Sepi Melaju' itu semakin pandai memilah-milah manakah yang sebaiknya menjadi unggulan.
"Sekarang di album 'Inertia', kita pakai sistemnya gini. Kalau memang liriknya enak nih, musiknya disederhanakan, kita tunjukkan liriknya, begitu pun kebalikannya. Jadi nggak timpang tindih, orang bisa tahu powernya yang mana. Materi juga begitu, kalau dulu ngebahas ketidaksukaan dengan lebih kasar, sekarang tetap kasar, tapi juga lebih diumpetin, pakai perumpamaan," tutur Wiznu panjang sekaligus mengakhiri pembicaraan.
Masih penasaran dengan apa yang terjadi lima tahun terakhir pada Monkey To Millionaire? Tenang, setelah ini Agan dan Wiznu akan menceritakannya secara rinci. Pantau terus detikHOT!
(hap/mmu)