'Sweet Temptation' menjadi perkenalan saya dengan LALA untuk pertama kalinya (saat itu masih memakai nama panggung Lala Karmela). Nomor populer yang cantik dan sweet. Bertolak belakang dengan ketika ia merilis single berjudul 'Omong Kosong' pada tahun yang sama. Sayang sekali, melihat dirinya menurunkan kapasitas yang ia miliki untuk sebuah lagu omong kosong itu.
Untungnya, harapan tersebut tumbuh kembali ketika LALA memutuskan untuk pindah label ke Sinjitos Records, dan merilis sebuah album bertajuk 'Between Us'. Di bawah naungan label independen ini, LALA menciptakan sebuah kreasi baru yang lebih personal. Jangan lupa, bahwa campur tangan dari produser Joseph Saryuf (a.k.a Iyup 'Santamonica'), juga dikenal sebagai produser band BRNDLS yang memimpin departemen aransemen di album 'Between Us' ini harus diacungi jempol.
Bagaimana tidak? Salah satu hasilnya, 'Morning Star' membuka pagi dengan pancaran energi yang lebih positif. Ia terdengar optimis dan percaya diri, meskipun seperti menyindir kehidupan terdahulunya, yang tersirat dalam baris lirik, Here and now / I don’t wanna be / This little girl / Trapped in a box (no more). Ia bukan lagi seorang gadis kecil yang terperangkap dalam penjara 'Berkilau', yang lebih dari sekedar lagu promosi produk sabun mandi, namun lagu ini akan membuat Anda bergoyang ke kiri dan kanan tanpa sadar. Masih dengan energi dan inspirasi positif, ditambah irama lagu yang sungguh menyenangkan.
Ya, Anda akan terus menyanyi, menari 'Selamanya', seperti judul lagu yang menjadi salah satu jagoan di album ini. Lagu yang mengembalikan musik populer ke tahtanya yang paling indah dan tinggi. Coba rasakan vibe di awal lagu. Entah kenapa ketika mendengar lagu ini, saya teringat almarhum Chrisye yang telah mendedikasikan seluruh hidupnya dalam karya-karya yang jujur. Sudah lama tidak mendengar rilisan lokal sejujur ini.
'I Don’t Know What To Wear' menonjol dalam aransemen khas standar jazz yang menawan. Tema yang terkesan remeh namun sering dialami oleh setiap wanita yang sedang jatuh cinta. Jadi, apakah Anda sudah menentukan pakai baju apa untuk kencan nanti malam? Kontras dengan 'You Got Me Again', yang punya intensi dan spirit sama dengan 'Receive'-nya Alanis Morisette. Sebagian dirinya yang liar dan rock.
Album ini tercipta dari hubungan personal antara LALA dengan musiknya. Delapan lagu yang ditulisnya sendiri di album ini terdengar lebih jujur. Jauh dari kata mellow, ballad, atau apapun yang mungkin pernah dicapkan kepada LALA sebelumnya. Ia hadir dengan nuansa musik yang lebih beragam dan bergairah. Seperti salah satu judul lagu di album ini, saya harus kembali berkata dalam hati, "Nice LALA, You got me again".
Rendy Tsu (@rendytsu) music director, album reviewer dan music editor.
(mmu/mmu)